Sabtu, 31 Mei 2014

ANTARA FILM SPIDERMAN, KUNGFU PANDA DAN KEHIDUPAN KITA


                Kalian pasti tidak asing lagi dengan jagoan fiktif manusia laba – laba dalam film SPIDERMAN kan??? Atau Panda gendut yang jago kungfu di film animasi Kungfu Panda??? Yups, kedua film ini bila kita perhatikan mempunyai kesamaan dalam alur ceritanya. Lalu adakah kaitannya dengan kehidupan kita? Berikut coretan kecil saya. Mudah – mudahan dapat menginspirasi anda...
                Pada film SPIDERMAN, dikisahkan seorang pelajar SMA bernama Peter Parker yang sedang menghadiri Pameran Ilmiah di sebuah Laboraturium. Ada sebuah tempat di Lab yang sedang mengadakan penelitian terhadap laba – laba. Ketika sedang memfoto teman wanitanya (Mary Jane), tiba – tiba Parker digigit laba – laba yang telah terkena radioaktif. Sepulangnya di Rumah Parker merasakan demam tinggi dan sakit. Keesokan harinya dia merasakan perubahan dalam dirinya. Seperti bisa melihat tanpa menggunakan kacamata, mengeluarkan jaring layaknya laba – laba dan mempunyai kekuataan super. Dengan kekuatan yang dimilikinya, Parker terlahir kembali menjadi seorang Pahlawan yang banyak diidolakan banyak orang dengan mengalahkan penjahat yang berkeliaran di kotanya. Terlepas dari skenario, Parker telah ditakdirkan menjadi seorang yang mempunyai kekuatan super untuk membantu banyak orang.
                Dalam film lainnya, yaitu film animasi Kungfu Panda, dikisahkan seekor Panda Gendut bernama Po penjual mie ramen yang sangat mengidolakan kungfu. Kungfu sendiri sangat familiar di desa tempat ia tinggal. Suatu ketika, Master Oogway (orang tua yang bijaksana dan juga kungfu master) ingin memilih Ksatria Naga yang baru diantara 5 pendekar kungfu yang dilatih sendiri seorang guru bernama Master Syifu. Ksatria Naga adalah Pahlawan legenda di desanya yang bisa membawa kedamaian bagi desa. Tigress si macan,viper si ular, Monkey si monyet, Crane si burung bangau, dan Mantiss si belalang adalah 5 pendekar kungfu yang menjadi kandidat Ksatria Naga dan pendekar yang di idolakan Po yang mana Po sendiri tidak bisa kungfu. Saat acara berlangsung seluruh masyarakat desa menghadirinya tanpa terkecuali Po. Akan tetapi Po mengalami kesulitan untuk mencapai tempat acara tersebut karena untuk sampai disana harus menaiki 1000 anak tangga. Ditambah lagi Po yang berperawakan Gendut serta membawa gerobak mie untuk sekalian berjualan. Dia pun terlambat sampai di tempat acara. Tapi Po tidak menyerah untuk melihat langsung pemilihan Ksatria Naga yang baru. Akhirnya Po berinisiatif dengan membuat roket dari gerobak dan beberapa kembang api untuk melewati dinding stadion yang pintunya sudah ditutup oleh penjaga. Dia pun terbang ke langit dan mendarat tepat di depan telunjuknya Master Oogway yang sedang memilih Ksatria Naga. Semua orang sempat tidak percaya karena Po yang terpilih sebagai Ksatria Naga. Setelah itu Po berlatih keras oleh Master Syifu untuk belajar kungfu demi menghadapi musuhnya Tailung seekor macan penjahat  yang lepas dari penjara. Terlepas dari skenario, Po ditakdirkan sebagai Ksatria Naga yang membawa kedamaian bagi desanya. Bukan sebuah kebetulan, seperti halnya Film SPIDERMAN ketika takdir memilih Parker untuk menjadi seorang Pahlawan, Po pun ditakdirkan menjadi seekor Ksatria Naga.
                Lalu adakah kaitannya kisah kedua film di atas dengan kehidupan kita? Menurut saya ada. Dalam penciptaannya, kita pun telah dipilih takdir untuk menjadi seorang manusia. Yaitu pada saat pembuahan sel ovum terhadap satu sel sperma. Sekitar 250 – 500 juta sel sperma yang dikeluarkan oleh organ vital pria menuju sel ovum yang berada di wanita. Perjalanan sel sperma tentu tidak mudah, karena sel ovum dilapisi dinding vagina yang mengandung asam berbahaya bagi sperma, sampai akhirnya hanya ada satu sel sperma yang berhasil menuju sel ovum, kemudian sel ovum dan sperma yang telah bertemu itu akan berubah menjadi segumpal darah,kemudian segumpal daging, tulang-belulang, membentuk organ tubuh yang lainnya seperti mata, telinga, hidung, tangan, kaki dsb.. dan kemudian jadilah kita yang sekarang.
Bayangkan, kalau diantara 500 juta sel sperma itu yang berhasil bertemu dengan sel ovum itu bukan kita, seperti halnya Peter Parker yang mempunyai kekuatan karena gigitan laba – laba, kalau saja bukan Parker yang terkena gigitan, bisa saja teman wanitanya atau teman2 lainnya yang berada di Pameran ilmiah tersebut; atau kalau saja bukan Po yang terpilih menjadi seekor Ksatria Naga, pasti alur ceritanya akan berubah bukan seperti yang sekarang. Untuk itulah, seharusnya kita sebagai manusia yang terpilih harus senantiasa bersyukur kepada Allah SWT. Yang telah menciptakan kita. Allah SWT. Pun menjelaskan di dalam firmannya:
                “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik” (TQS. Al mu’minuun 12-14)
                “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (TQS.Al Hajj 5)
                Lebih dari 14 abad yang lalu al qur’an telah memberikan petunjuk kepada manusia tentang kebenaran – kebenaran mengenai penciptaannya yang baru – baru ini bisa dibuktikan oleh para peneliti secara medis. Dan masih banyak sekali ayat – ayat al qur’an yang menjelaskan tentang penciptaan manusia dan alam semesta ini yang menegaskan bahwa kita ini adalah ciptaan Allah SWT. Yang telah menciptakan segala sesuatunya termasuk aturan yang mengatur kehidupan manusia agar supaya sesuai dengan fitrah manusia. Dan kita diberikan kebebasan memilih untuk menjalani kehidupan ini apakah kita hidup dengan patuh dan tunduk dengan aturan-Nya ataukah malah kita hidup dengan menyimpang jauh dari aturan-Nya? Allah SWT. Berfirman :
                “ Dan Kami telah menunjukkan padanya dua jalan” (TQS. AL Balad 10)
“maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.” (TQS. Asy syams 8)
               
                Yups, hidup ini adalah pilihan. Kita mau jadi orang baik itu pilihan kita, atau kita mau jadi orang jahat itupun atas pilihan kita. Bukan berarti Allah SWT. Tidak ikut campur sedikitpun dalam kehidupan kita. Atau kita ini sudah ditakdirkan masuk surga atau neraka sehingga perbuatan kita sudah ditentukan oleh Allah SWT. Berarti Allah itu nggak adil donk??? Wet, nanti dlu... kedua argumen itu adalah keliru.
Kalian pasti udah nonton juga kan film SPIDERMAN 2 dan Kungfu Panda 2?? Lanjutan dari film tersebut adalah ketika Spiderman sedang galau dengan kehidupannya. Sebagai pahlawan, dia membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk menumpas penjahat. Di sisi lain dia adalah manusia biasa dengan tugas kuliah yang menumpuk karena ia sudah menjadi Mahasiswa waktu itu, meluangkan waktu untuk kekasihnya Mary Jane, dan juga membutuhkan waktu untuk mencari nafkah dengan menjadi fotographer. Ketika waktunya lebih banyak dihabiskan untuk menumpas penjahat, Parker yang juga Spiderman mengalami banyak masalah dengan kehidupan pribadinya. Mulai dari dijauhi oleh kekasihnya, kehilangan pekerjaan dan juga hampir di DO oleh kampusnya. Setelah itu Parker memilih untuk pensiun menjadi Spiderman agar dia bisa menjadi manusia saja seperti yang lainnya. Bekerja, kuliah, dan menghabiskan waktunya untuk wanita yang dicintainya. Sementara ketika Parker asik dengan dunianya sendiri, di sisi lain tindak kriminal di kotanya semakin banyak dan ada satu musuh kuat bernama Dr. Octopus yang mempunyai tangan besi menyerupai gurita. Dr. Octopus ini hanya bisa dikalahkan oleh sang Spiderman. Ada saat dimana Spiderman bimbang. Suatu ketika dia mendapat nasihat dari pamannya yang telah meninggal di dalam mimpinya. Pamannya, Ben Parker, memberi nasihat kepada Spiderman dengan berkata “setiap kekuatan yang besar akan memiliki tanggung jawab yang besar pula”. Akhirnya Parker pun sadar akan kekuatan yang ia miliki. Ia akhirnya kembali menjadi Spiderman dan mengalahkan penjahat2 yang berkeliaran di kota.
Begitupun dengan kita. Disaat kita dikaruniai kekuatan yang besar, kita juga mempunyai tanggungjawab yang besar pula. Misalnya;  Kita di beri akal untuk berpikir, al quran sebagai pedoman hidup, dan hidayah yg Allah SWT. Berikan untuk mempermudah kita meraih ridho-Nya. Contoh lain seperti kita manusia diberi amanah berupa syari’at islam yang harus kita tunaikan. Barangsiapa yang menunaikannya dan memperjuangkannya maka akan mendapatkan balasan Surga dari Allah SWT. Sebaliknya orang yang tidak menjalankannya akan mendapat siksa di Neraka. Allah SWT. Berfirman :
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (TQS. Al Ahzab 72-73).
Subhanallah, sungguh besar kassih sayang yang Allah berikan kepada hamba-Nya sehingga memberikan amanat berupa perintah – perintah dan larangan – larangan yang terkandung di dalam al qur’an. Nggak kebayang kalau amanat itu diberikan kepada selain manusia. Allah SWT. Berfirman :
Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. (TQS Al Hasyr 21)
                Inilah takdir kita...!!! tidak mungkin Allah menciptakan kita hanya sekedar untuk bersenang – senang hidup di dunia. Tujuan kita adalah memikul beban amanah yang telah diamanahkan Allah kepada kita. Yaitu melaksanakan apa yang diperintahnya dan menjauhi segala larangnnya. Di sinilah kita diberikan pilihan. Jika kita memilih untuk taat dan patuh dengan aturan yang telah diberikan Allah SWT. Maka Allah akan membalasnya dengan kebaikan dan ampunan-Nya. Sebaliknya, ketika kita memilih untuk menjauh dari aturannya maka Allah akan memberikan balasannya dengan siksaan.

                Semoga kita selalu diberikan hidayah oleh Allah swt. Untuk selalu taat kepada-Nya dan dilindungi dari jalan kesesatan . Satu hal yang terpenting, bahwa kita adalah manusia pilihan yang bisa melaksanakan amanah dan bertanggungjawab dengan apa yang telah kita lakukan. Lakukanlah yang terbaik untuk masa depanmu, sebelum kesempatan itu di ambil oleh pemiliknya, yaitu Allah swt... 




pendakian kedua 2249 MDPL Guntur.... Guntur... ngono toh...

            Setelah saya melakukan pendakian perdana saya ke gunung Bongkok (1700 MDPL), sekarang saya akan menceritakan pendakian kedua bersama temen – temen Happy Adventure Community (HACP) ke Gunung Guntur (2249 MDPL). 
Gunung Guntur berada di Desa Sirnajaya, Kecamatan Tarogong, Kab. Garut Jawa Barat. status Gunung berada dalam keadaan “aktif tertidur”. Gunung Guntur atau biasa masyarakat setempat menyebutnya Gunung Ageung atau Gunung Gede adalah suatu gunung yang terdiri dari beberapa (5) puncak. Puncak pertama itulah Gunung Guntur yang pernah meletus. Sedangkan setiap puncak memiliki ketinggian yang berbeda – beda. Puncak terfavorit yang biasa buat ngecamp adalah puncak kedua (2249 MDPL) yang ada titik GPS nya. Puncak yang tertinggi berada di puncak kelima (2400 MDPL) yang biasa disebut puncak aspal. Katanya sih disana ada bekas aspal yang entah itu dibuat manusia untuk landing helicopter atau memang terjadi karena faktor alam. Wallahu ‘alam.


Setelah searching2 mengenai Gunung Guntur dari berbagai sumber, akhirnya kami dari HACP tertarik untuk mengadakan pendakian ke sana. Kami berangkat tanggal 25 April 2014 dengan personel 7 pria dan 2 wanita. Abah Onje Anggota Paling Senior Di HACP; Om Achutz Yang Paling Cool Dan Suka Foto2; Japran Yang Selalu Ceria; Om Phey Tim Danpur; Teh Ica yang diajak sang kekasih utk mendaki (Fresh Mountainer); Kang Tebe Ketua Kelompok Yang Disiplin Dan Suka Memanajemen Air; Teh Nia cewe tangguh yang Baik Hati Dan Tidak Sombong; Saya,Genta Korban Film 5cm. Fresh Mountainer; Dan Bang Pitik Luntu Dari Kuningan, Tim Puskesmas,Pendaki Senior.
Sebagai pendaki pemula, saya jelas paling getol untuk bisa mendaki gunung2 yang ada di Indonesia khusunya. Dari mulai mencari tahu lokasi gunung, teknik mendaki, dan peralatan yang wajib di bawa saat mendaki. Karena masih newbie banget, banyak peralatan yang harus dibeli, seperti tas carrier,tenda, sepatu gunung, sandal gunung, kompor,nesting, matras, senter, dsb.dsb. Tapi karena keterbaatasan ekonomi saya hanya kebeli tas carrier kapasitas 65L. Yang laennya minjem,minjem dan nebeng. Hehehe...
Setelah mempersiapkan segala sesuatunya, dan tidak lupa sebelum berangkat nonton film 5 Cm dulu biarr seeeuuuuuusssssss gtu. Kami bersembilan berangkat hari Jum’at (25/04/2014) tepat pukul 15:10 wib dari kosan kang Tebe di daerah Purwakarta. Dari kosan kami menyewa angkot ke tempat pemberangkatan Bus Primajasa jurusan Bekasi – Garut di Terminal Ciganea. Pukul 15:40 wib kami sampai di Terminal Ciganea menunggu bus Ke Garut. Setelah menunggu hampir 1 jam akhirnya bis yang ditunggu-tunggu datang juga. Kami berangkat dari terminal ke Garut pukul 16:16 wib. Ada kejadian menarik dari perjalanan kami naik angkot dan bis. Setelah sebelumnya pas naek angkot di tengah jalan tiba2 ban serep angkot itu jatoh ditengah jalan, sekarang di jalan Tol Cipularang terjadi tragedi ban bocor. Akhirnya berhenti sejenak nungguin abangnya ganti ban,setelah itu melanjutkan perjalanan ke Garut.


Pukul 19:30 akhirnya kami sampai di pombensin guntur, jalur masuk titik pendakian. Sekitar 20 meter samping pombensin, ada gang yg ada gapuranya menuju akses ke lokasi. Dari situ kami jalan + 3km menuju rumah pak RT setempat. Setelah sampai di rumah pak RT, kami bertemu 4 pendaki lain dari Bandung (timnya pak ustad,gilang dan 2 temannya saya belom sempet kenalan.. :p). Setelah ngaso sebentar kami akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke curug citiis untuk ngecamp di sana. Pukul 21:00 kami bersama timnya pak ustad berangkat dari rumah pak RT ke Curug Citiis. Kata pak RT membutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk menuju ke sana. Curug Citiis sendiri adalah curug yang berada di Kaki Gunung Guntur. Suka banyak pendaki guntur yg ngecamp di sana. Karena jalur menuju Curug Citiis tidak keliatan karena gelap, yang ada Cuma tanda panah dan X yang dibuat warga untuk memandu kita ke Curug Citiis dan Puncak Guntur. Walaupun begitu, dari awal kita tidak menyadari tanda tersebut dan juga di tanda panah itu nggak kayak plang yang ada dijalan raya yang menunjukkan arah curug kemana, arah puncak kemana, nggak jelas. Akhirnya kita mengambil jalan ke arah puncak langsung,walaupun ditengah jalan sempat mendengar suara air Curug Citiis tsb. Mendengar cerita2 yang ada di internet mah enak banget, mereka mulai pendakian dari Curug Citiis yang mana menuju curug itu dengan menaiki/nebeng truk galian pasir sekitar 1 jam. LAH INI KAMI BENER2 MENDAKI DARI NOL, dari mulai pinggir jalan tepat start dari gapura nyampe treck ke gunung nya bussyettttt :D... Karena jam operasi truk galian hanya sampai jam 5 sore saja, tapi gpp tetep semanggaadddd kawan J... Nggak ketemu ama yg namanya Curug Citiis, akhirnya kami memutuskan langsung ke puncak. Karena memang dari awalnya udah lewat jalan yang langsung kepuncak sih. huft,edaaan.. kurang lebih 4 jam kami berjalan dan mendaki melewati padang ilalang menuju Puncak Guntur. Karena medan yang cukup menanjak dan nggak ada bonusnya, plus di PHP-in sama Curug Citiis tepat jam 02:00 dinihari kami, (eh pertama sih saya yg udah ngemis2 untuk berhenti dan ngecamp di tengah jalan karena udah nggak kuat bro...) Akhirnya kami memutuskan istirahat sampai pagi dan menggelar plesit utk berteduh dan matras untuk tidur di tengah perjalanan. Sementara timnya Pak Ustad memutuskan turun lagi mencari Curug Citiis utk menambah persediaan air dan ngecamp di sana.
Matahari pagi, Sabtu(26/05/2014) dan embun yang menetes mengusik istirahat kami. Setelah + 3 jam istirahat akhrinya kami dihadapkan pada pagi yang sangat indah di tengah perjalanan (bukan setengah sih, tapi masih seperempatnya dari Puncak!!!). Tim danpur sudah siap menyiapkan sarapan setelah semuanya berfoto2 ria. Ada yang joget “keong racun” juga untuk menghibur disela2 kelelahan kami. Setelah foto2,makan2,joget2, tepat pukul 08:00 wib kami melanjutkan perjalanan. Perasaan, semaleman kami sudah berjalan cukup jauh, tapi pas ngeliat ke atas, buseeet... belom ada apa2nya alias masih jauh ke puncaknya. Puncak yg terlihat juga itu puncak bayangan bukan puncak sebenarnya. (edannn... puncak bayangannya aja segitu apalagi puncak benerannya...?) 


Memang bener, kontur gunung guntur hanya ditumbuhi vegetasi savanna dan padang ilalang, sehingga terlihat jelas puncak bayangannya. Sementara dari puncak bayangan ke puncak satu,dua,dst... kita cukup melewati landaian atau bukit2 yang tidak terlalu ekstrim. Mungkin disitu bonusnya... (halah...) soalnya dari awal kita selalu menanjak,menanjak,dan menanjak dengan kemiringan yang tidak bisa diperkirakan dan diukur dengan busur yang bisa dibeli di toko2 alat tulis. Soalnya nggak disuruh sih sama dosen matematika untuk mengukur kemiringan itu guntur. 
Hari menjelang siang. Terik matahari begitu menyengat hati yang ingin cepet2 sampai ke puncak. Tapi apa daya, keterbatasan pengalaman membuat saya dikit2 break!, untungnya temen2 masih mau support dan nungguin saya... (nggak kebayang dah kalo ditinggalin di tengah jalan..). Tambah panas lagi ketika kami disusul pendaki lain dari Jakarta yang start dari Curug Citiis sekitar jam 8 pagi. Sedikit bertanya, sedikit kaget juga sih.. apaan, kalian start dari rumah penduduk menuju Curug Citiis nebeng truk, terus mendaki kesini dan dapat menyusul kita2. Enak benerrr... yasudahlah setidaknya kami selangkah lebih awal dan perjuangannya lebih berkesan karena kami mendaki memang bener2 dari nol. Tidak lama kemudian kami disusul lagi oleh timnya pak ustad dari Bandung. Aku rapopo kok, kami kan tim Horeeeeeee... nggak mengejar Puncak semata, tetapi kapanpun sampainya tetep horeeeeee...
Akhirnya tepat jam 12:00 Puncak yang di idam2kan sampai juga. Kami sampai di Puncak pertama. Aseeekkk.. tinggal ke puncak kedua yang ada titik GPS nya. Cuaca di Puncak pertama mendung dan sesekali turun hujan. Kami beristirahat dan menggelar tenda dan plesit untuk berteduh dari hujan. Ada pendaki lain ikut berteduh yaitu dari tim pecel lele (pendaki cepat lelah, kang dika, kang rangga, mas juanda, dan bang Marco) mahasiswa perhotelan yg ada Bandung. Pukul 13:30 kami dan tim pecel lele melanjutkan perjalanan menuju Puncak 2, dikarenakan cuaca di puncak 1 sepertinya makin buruk dan berkabut. Walaupun tidak terlalu ekstrim jalurnya tetep aja bikin capek, (informasi kepada pendaki pemula, walaupun kalian sering olahraga atau latihan fisik lainnya, tetep aja yang namanya mendaki gunung itu tidak sama dengan kita lari2 kecil mengelilingi komplek rumah). Sampai2 ada yang nangis tuh diperjalanan puncak 1 ke puncak 2 karena saking capek,bete,dan melelahkan. Sungguh ter-la-lu deh pokoknya.
Pukul 16:00 wib akhirnya kami sampai di puncak 2 Gunung Guntur 2249 MDPL. Di sana kami mendirikan tenda dan yang lain ada yang menghangatkan tubuh di galian kecil yang mengeluarkan uap panas. Maklum, Kami berdiri di Gunung aktif yg sedang tidur, tetep aja gunung yg tertidur ini masih bernafas mengeluarkan uap panas walaupun tidak semua daratannya mengeluarkan uap panas tsb. Setelah tenda didirikan kami memutuskan untuk ngopi bareng dan foto2. Eh,bebas sih yg penting kan tenda udah berdiri untuk berteduh, kalian mau ngopi, foto2, turun lagi ke bawah juga terserah, tapi tetep setelah itu kita melaksanakan kewajiban shalat ashar di qoshor dgn zuhur. Alhamdulillah... Puji syukur kehadiratmu ya Allah yang telah menciptakan segala sesuatunya begitu indah dan Engkau memberikan kesempatan bagi kami untuk berdiri di atas puncak 2 Gunung Guntur. Subhanallah... nah ini dia pemandangan dari puncak 2 gunung guntur... ane sholat dulu, biarkan foto yang berbicara, selamat menikmati...



Hari mulai malam, setelah shalat maghrib cuaca di puncak 2 hujan lebat. Kita semua berada di tenda masing2 untuk istirahat. Setelah hujan reda kang tebe, kang dika dan tim pak ustad mengadakan perjalanan ke puncak 5 atau puncak aspal, tuh badan atau robot......??? gua aja kaki masih pegel2 bekas dari bawah, kang tebe sm yg lainya malah mau naik lg,, turr.. turr... titip doaa aja deh, gak kuku kalo harus ikut, mana cuaca nya dingin gini, enaknya narik sleping bag.... hahahaha.. salam yee kang buat puncak 5... Sementara yang lainnya duduk manis sambil ngopi bareng melihat pemandangan kota Garut dari ketinggian 2249 mdpl. Gw pun akhirnya ikut nongkrong dah.... Subhanallah,,, jika dipikir2 kita manusia sangat kecil sekali dibandingkan gunung dan bumi yang diciptakan-Nya.. tetapi terkadang kesombongan kita melebihi itu semua. Duh Gusti, Ampunilah dosa – dosa hambamu ini yang besarnya melebihi gunung atau seluas bumi ini.... dan malampun semakin larut, kami semua beristirahat sampai pagi.
Pukul 04:00 pagi di Guntur. Suasana masih sunyi senyap. Hanya hembusan angin semilir ditemani api unggun yang baru saja dibuat oleh kang tebe. Kang tebe udah bangun jam segitu, sambil terika teriak nasi uduk nasi uduk kaya gtu.... apaan sih berisik woy ganggu orang tidur, lah iya klo bener ada tukang nasi uduk,, hancurr sudah semua perjuangan saya.. cxcxcxcxcxc.. jgn sampe y guntur kaya gunung gede yg notabene kata orang bnyak tukang dagang.. tuurrr turr.... saya juga akhirnya kebangun dan sambil nungguin adzan subuh berkumandang masuk jam shalatnya, sementara yang lain masih pada belom nongol dari tenda. Tak lama kemudian adzan subuh di atas Guntur terdengar dari arah masjid2 yang berada dibawah kaki gunung guntur. Adzan subuh yang benar2 menggemparkan alam yang sunyi sebagai seruan kepada umat muslim untuk beribadah kepada Allah swt. Saat itu Cuma saya dan kang tebe yang sudah keluar tenda. Dan saya memutuskan shalat subuh terlebih dahulu. Setelah shalat subuh mulai banyak pendaki yang nongol dari tenda, termasuk pendaki2 yang ngecamp di puncak 1 mereka pada naik ke puncak 2 untuk melihat sunrise.
Lagi nungguin sunrise ada kejadian nggak enak. Agak kaget juga sih, dan saya orangnya memang pelupa. Setelah shalat subuh saya lupa menaruh hape BB saya atau kemungkinan jatuh pada saat setelah shalat karena masih gelap banget jadi pengawasan menjadi kurang. Ditambah lagi mulai banyak pendaki yang berada di puncak 2 ditempat kita ngecamp. Mulai dah kelabakan nyariin hape, dan temen2 ikut membantu mencarinya. Sudah dicoba misscall pertama di reject, dan pada saat misscall selanjutnya dinonaktifkan. Wah udah, itumah udah ada yang nemu. Akhirnya saya mengikhlaskan hape BB kesayangan pada tangan jahil yang tidak bertanggungjawab. kalo nggak niat ngambil mah bisa keless pas dimiscall diangkat hapenya dan dikembalikan lagi ke saya. Tapi apadaya, tak semua pendaki itu mempunyai jiwa Adventure, jiwa sosial yang tinggi.


Setelah puas melihat sunrise dan foto2, kini waktunya untuk menyiapkan makan pagi abis itu sarapan, kemudian beres2 dan bersiap untuk turun Guntur. Karena penasaran kami memutuskan untuk mampir sebentar ke Curug Citiis pada saat turun gunung nanti. Jam 09:30 wib kami mulai perjalanan untuk turun. Kami sempat membersihkan sampah yang ada di puncak 2 dan puncak 1. Inilah salahsatu bentuk aksi kami untuk benar2 mencintai alam. Untuk para pendaki yang lain juga dimohon, ini mohoooon banget kalo abis mendaki gunung itu jangan meninggalkan apa2(termasuk sampah dan hp BB) kecuali jejak. Saya pribadi prihatin ketika kita mendaki gunung dengan membawa nama pencinta alam (PA) tetapi kita sendiri malah nyampah di gunung. Itumah bukan PA = pecinta alam, tapi PE’A beneran (PEA=gobl*k). Nah setelah beres2 sampah walaupun nggak kebawa semuanya, kalo semuanya dikumpulin mah bisa2 10 truk, kami mulai turun puncak menuju curug. Kalo naek itu nanjaknya eneg banget, giliran turun enak banget serodotan di jalur bekas aliran air yang ada pasir dan kerikilnya. Perosotan TK atau di waterboom masih kalah enak ama perosotannya Guntur. Mantap bingits dah pokoknya. Ajib...om ajib...










                         Pukul 13:30 kami sampai di Curug Citiis dan langsung mandi di sana. Aliran air begitu dingin dan deras dan  Menghilangkan capek selama perjalanan. Setelah mandi kami menuju rumah pak RT dan tukang baso setempat. Sembari istirahat kami mewujudkan impian lain yang tidak ada saat diatas gunung seperti minum es campur, makan baso dan jajan cemilan. Hehehe, maklum diatas Guntur belom ada yang jualan, mungkin ini bisa menjadi peluang bisnis yang begitu bagus, hehehehe... setelah cukup beristirahat kamipun masih harus melakukan perjalanan menuju rumah dengan naik Bus Primajasa jurusan Garut – Bekasi dan turun di Ciganea Purwakarta. pukul 16:30 kami semua pamit dan berpisah dengan tim dari Bandung dan yang lainnya. Sesaat sebelum naik bus, pandanganku melihat ke Guntur dan masih ingin berada di atas sana sepertinya. Mungkin suatu saat saya akan berdiri di atas sana lagi. Goodbye Guntur, we are comeback Purwakarta. terimakasih sudah membaca artikel sampai selesai. Sampai jumpa dipendakian selanjutnya. SALAM LESTASRI....




Senin, 21 April 2014

PENDAKIAN PERTAMA : GN. BONGKOK, PLERED 975 MDPL

Kisah ini berawal dari status di BBM saya yang kira – kira begini : “ngapain juga ada orang Purwakarta yang hobi naek gunung, padahal daerah Purwakarta itu sendiri sudah berada di dataran yang tinggi...”. Kata – kata itu terucap begitu saja setelah saya melihat brosur di Kampus yang mencantumkan bahwa di kampus saya itu ada komunitas Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA), walaupun orang2 yang didalamnya tidak seluruhnya adalah Mahasiswa aseli Kampus saya (isinya alumni dan Mahasiswa kampus lain... WTF).
               
  Okeee.... mungkin kata – kata sebelumnya itu nggak penting dibahas kali ya. Lanjut ke cerita... Beberapa hari kemudian seakan kata – kata tadi adalah pertanyaan, masuklah personal message di BBM dari teman yang tiba2 ngajakin naek gunung untuk eksplorasi.

                
Teman saya yang pertama ini (yg ngajak naek gunung) namanya Harri Tebe, dia ini orangnya emang asik abis dan mempunyai jiwa organisasi yang tinggi. Dia aktif di berbagai organisasi di dalam maupun luar kampus. Salahsatunya adalah Mantan ketua Himpunan Mahasiswa Elektro di kampusnya (yang kini diteruskan oleh saya), dan aktif di komunitas pecinta alam HAPPY ADVENTURE COMMUNITY PURWAKARTA (H.A.C.P).

Melalui H.A.C.P. ini kang Harri mengajak saya untuk ekplorasi ke Gunung Bongkok, yang berada di daerah Plered, suatu daerah yang terkenal dengan kerajinan keramiknya di Jawa Barat. Gunung Bongkok ini mempunyai ketinggian 975 MDPL yang katanya gunung tertinggi yang ada di Kabupaten Purwakarta. Gunung bongkok sendiri memiliki mitos yaitu adanya situs tapak kaki Ki Jongkrang. Ki Jongkrang itu sendiri menurut mitos  adalah seseorang yang memiliki kesaktian meloncati gunung demi gunung (kayak ninja hatori aja ya..). Di Gunung Bongkok ini terdapat salahsatu tapak kaki Ki Jongkrang yang “katanya” dulu gunung itu tempat nangkringnya Ki Jongkrang pada saat mancing di danau Jatiluhur dan sekitarnya. (hadeh gak kebayang joran pancing dan benangnnya sepanjang mana... namanya juga mitos). Daripada semakin bingung dengan cerita saya, mending cekidot aja sendiri gambarnya ya..


Nah... itu dia sedikit cerita tentang Gunung Bongkok. Setelah melakukan deal2an sama kang Harri (kayak lg transaksi aja), akhirnya saya memutuskan untuk ikut naik gunung. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa sebelumnnya saya belom pernah yang namanya naik gunung, informasi tentang “kontur” gunung yang akan di daki juga nggak tahu, kata kang Harri sih asalkan punya niat dan “disiplin yang tinggi” saja sudah cukup untuk bisa sampai puncak gunung.




                         
  Hari sabtu tanggal 29 Maret 2014, kita berangkat ke Gunung Bongkok. Sebelum melakukan perjalanan saya dan kang Harri menuju rumah salah satu anggota H.A.C.P (Nia) di Wanayasa. Tak lama kemudian datang anggota H.A.C.P yang lainnya yang bernama Om Phey. Di Rumah Nia kita berempat preparing alat yang akan dibawa ke Gunung.

Waktu menunjukkan pukul 07. 10 WIB akhirnya kita berangkat dari Wanayasa ke Gunung Bongkok yang memakan waktu + 2 jam menggunakan sepeda motor. Saya dibonceng oleh Om Phey dan Nia dibonceng oleh kang Harri (cieeee...). Di dalam perjalanan kami sempat mampir di SPBU untuk mengisi bensin. Karena agak ngantri saya dan Nia menunggu Om Phey dan Kang Harri yang sedang mengantri isi bensin di tepian SPBU. Kemudian saya dan Nia memulai obrolan kecil karena kita baru kenal waktu itu. Saya agak Kaget dan heran dengan Nia yang mengatakan saya ini mirip bang Genta dalam film 5cm. Nama saya sendiri adalah Triyan. Baru kali ini ada orang yang memanggil saya dengan sebutan Genta yang mana sosok Genta itu sendiri dibintangi oleh artis se- keren Fedi Nuril. Setelah itu teman – teman yang lainnya menyepakati nama rimba saya adalah Genta.
                         
  Setelah 2 jam lebih perjalanan Akhirnya kami sampai di titik awal pendakian. Kami menitipkan motor di rumah penduduk sekitar dan repacking ulang alat yang dibawa ke atas. Pertama kali saya melihat gunung yang akan didaki, dalam hati saya berkata “imposible”. Mana mungkin saya akan berada di atas batu di gunung itu, gimana naeknya??? Teman – teman yang lain yang sudah berpengalaman meyankinkan saya bahwa kita akan berada di atas sana dan tujuan kita memang ke sana.

Mentari pagi saat itu sangat cerah. Sebelum memulai pendakian kami berdo’a kepada Yang Maha Kuasa agar dilancarkan segala urusan kami. Tujuan pendakian kami tidak lain dan tidak bukan adalah hanya untuk melihat keindahan ciptaan-Mu dari atas sana,Tuhan.


             Jam 09.00 WIB kami mulai pendakian. Disepakati bersama ketua tim kita adalah kang Harri yang sudah berpengalaman masalah daki mendaki. Diawal pendakian kami menemukan mata air dan pepohonan yang rindang. Jalannya sudah ditanami rumput gajah dan ada bekas jalan motor trail. Segarnya embun di pagi hari dan pepohonan yang rindang membuat pernapasan menjadi fresh, lain ketika kita menghirup udara di tengah ibukota yang telah terkontaminasi dengan kendaraan bermotor. Pertama kali naik gunung, saya disuruh untuk mengenakan jaket supaya tidak kedinginan di atas, karena udara di atas dingin banget....

Subhanallah... ini pengalaman pertama saya mendaki gunung. Om Phey di posisi pertama yang bertugas membuka jalan jika ada ranting pohon yang membentang dan mengganggu perjalanan. Saya berada di posisi ke-2 sebagai follower yang mengikuti Om Phey yang berada di depan (hehehehe...). saya juga memegang kamera untuk mengambil gambar serlama perjalanan. Di posisi ke – 3 ada Nia yang bertugas untuk memberi tanda selama perjalanan dengan mengikat tali rafia ke pepohonan. Sedangkan kang Harri berada di belakang untuk mengawasi dan memimpin tim untuk bisa sampai ke atas. Sesekali kami istirahat (break) untuk menghela nafas.



Baru seperempat dari perjalanan kami, vegetasi tanaman mulai berubah. Kini ribuan pohon bambu banyak terlihat diseluruh sudut mata memandang. Beberapa saat kemudian tiba – tiba saya mengalami pusing, mual dan ingin jackpot(muntah). Ditengah kebun bambu akhirnya saya muntah dan ingin pingsan. Saya sempat ragu kalau saya bisa naik sampai ke puncak. Saya sempat terdiam (disangkain sama temen2 saya pingsan, karena nama saya dipanggil2 dan saya menghiraukannya... hihihihi). Setelah badan agak enakan, akhirnya mental saya kembali bangkit untuk melanjutkan perjalanan. Tapi teman – teman menenangkan hati dan memberi semangat saya agar saya bisa sampai ke puncak. Mungkin masalah yang saya derita tadi dikarenakan saya memakai jaket yang terlalu tebal.                  

Akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Sepanjang perjalanan teman – teman saya terus ngasih dodorngan semangat saya agar kita semua berada di atas puncak. Kontur gunung semakin lama semakin terjal. Setelah melewati kebun bambu, sekarang kami dihadapkan pepohonan dengan akar yang menjulur sebentang permukaan tanah. Tanahnya juga basah dan agak licin. Bebatuan dipenuhi lumut sehingga kami agak kesulitan mendaki karena hanya mengandalkan akar pohon untuk berpegangan.

Di tengah – tengah perjalanan, ketika kami sedang break tiba – tiba ada tiga orang pendaki lain yang menyusul kami. Umurnya masih sepantaran kami, masih muda, tidak memakai peralatan safety seperti sepatu, serta salah satu dari pemuda ada yang menggenggam pisau. Mereka agak kurang bersahabat ketika bertemu dengan kami. Pas kami tanya tentang tujuannya, mereka juga ingin mendaki gunung. Mereka bilang penduduk asli di desa bawah. Serta ada 7 temannya lagi yang akan menyusul di belakang. Pikiran saya makin nggak karuan karena takutnya mereka bermaksud jahat kepada kami. Kami sempat memperlambat laju perjalanan kami sampai 7 orang pemuda yang dibelakang menyusul temannya yang sudah mendahului kami. Bellakangan diketahui mereka dari komunitas tasbeh hitam yang ingin mendaki gunung dengan tujuan untuk melihat situs Ki Jongkrang dan berziarah ke makam yang ada di atas.

Sepuluh pemuda tadi kami hiraukan dan kami tetap waspada dengan langkah kaki kami. Serta mulut yang selalu berdo’a kepada Yang Maha Kuasa agar kami tetap diberi perlindungan-Nya. Vegetasi pohon semakin berubah. Pepohonan yang tumbuh tidak dominan ke atas, tapi menyamping. Kata kang Harri ini menandakan sebentar lagi kita berada di atas puncak. Tkami sempat break dan foto2 di atas batu besar sebelum sampai puncak, tapi sayang keindahan alam tidak sepenuhnya kita dapati setelah tumpukkan batu – batu besar itu terdapat coretan dari tangan – tangan jahil manusia.

Setelah berjalan lama sebelum sampai di puncak kami bertemu dengan 10 orang pemuda yang tadi. Kami berkenalan dengan mereka. Mereka menamakan komunitasnya sebagai tasbeh hitam. Kemungkinan besar mereka adalah santri di sebuah pesantren yang sedang berlibur. Mereka sedang berdo’a di depan makam. Belum diketahui pasti di dalam makam itu terdapay orang yang pernah di makamkan di sana dan siapa orangnya tidak ada yang tahu pasti termasuk penduduk sekitar.

Setelah melewati makam, beberapa langkah kemudian akhirnya kami sampai di puncak gunung bongkok. Subhanallah..... akhirnya saya bisa sampai di atas puncak gunung. Puji syukur kehadirat – Mu ya Allah telah menciptakan sesuatu yang luar biasa yang tak ada apa – apanya dibandingkan kelemahan seorang makhluk bernama manusia. Subhanallah....

And This is it... pemandangan dari atas gunung bongkok.....................


Setelah narsis  berfoto – foto selanjutnya kami bikin tenda dan untuk berteduh dan mempersiapkan makan siang. Bekal yang kami bawa hanyalah mie instan untuk makan siang dan snack saja. Setelah semuanya telah dipersiapkan, teman – teman dari tasbeh hitam mengajak makan bersama. Kebetulan mereka juga sudah membawa bekal nasi timbel dan lauk pauk yang beragam. Akhirnya suasana kekeluargaan makin terasa padahal kami baru kenal saat di perjalanan ke atas gunung ini.



Setelah banyak hal yang telah dilakukan akhirnya kami bergegas untuk turun gunung. Karena waktu telah menunjukkan pukul 14:00 WIB. Walaupun belum puas melihat pemandangan dan masih ingin di atas kami harus pulang agar tidak kemaleman pada saat pulang ke Purwakarta. akhirnya kamipun memberekan barang – barang seperti tenda, alat makan dan mengumpulkan sampah yang berserakan di sekitar gunung. Ketika semuanya sudah beres, tiba – tiba kami dikejutkan oleh dua orang pendaki yang baru sampai ke puncak. Dua orang pendaki tersebut tidak lain adalah salahsatu bagian dari H.A.C.P yaitu abah Onje dan kang Dada. Memang sebelumnya kami ingin berangkat bersama ber-enam dari wanayasa, tapi dikarenakan sesuatu hal, abah Onje dan Kang Dada berangkat belakangan. Suasana kekeluargaan semakin lengkap karena tambah dua orang lagi. Akhirnya sebelum turun kita foto – foto lagi bersama – sama.....
Hari semakin sore dan kami ber – enam bersiap untuk turun ke gunung setelah teman – teman dari tasbeh hitam sudah turun gunung duluan. Pukul 15.00 WIB kami turun gunung. Banyak pengalaman yang tak terlupakan ketika berada di atas sana. Subhanallah....
Setelah pendakian perdana saya di gunung Bongkok, saya belum bisa melupakan hal terindah ketika berada di atas gunung. Saya ingin mecoba menaiki gunung-gunung lain yang ada di negeri ini. Sekian cerita saya ketika berada di gunung Bongkok. Maju terus pecinta alam,maju terus Indonesia...