Setelah saya melakukan pendakian
perdana saya ke gunung Bongkok (1700 MDPL), sekarang saya akan menceritakan
pendakian kedua bersama temen – temen Happy
Adventure Community (HACP) ke Gunung Guntur (2249 MDPL).
Gunung Guntur berada di Desa Sirnajaya, Kecamatan Tarogong, Kab. Garut Jawa
Barat. status Gunung berada dalam keadaan “aktif tertidur”. Gunung Guntur atau
biasa masyarakat setempat menyebutnya Gunung Ageung atau Gunung Gede adalah
suatu gunung yang terdiri dari beberapa (5) puncak. Puncak pertama itulah Gunung
Guntur yang pernah meletus. Sedangkan setiap puncak memiliki ketinggian yang
berbeda – beda. Puncak terfavorit yang biasa buat ngecamp adalah puncak kedua
(2249 MDPL) yang ada titik GPS nya. Puncak yang tertinggi berada di puncak
kelima (2400 MDPL) yang biasa disebut puncak aspal. Katanya sih disana ada
bekas aspal yang entah itu dibuat manusia untuk landing helicopter atau memang
terjadi karena faktor alam. Wallahu ‘alam.
Setelah searching2
mengenai Gunung Guntur dari berbagai sumber, akhirnya kami dari HACP tertarik
untuk mengadakan pendakian ke sana. Kami berangkat tanggal 25 April 2014 dengan
personel 7 pria dan 2 wanita. Abah Onje Anggota Paling Senior Di HACP; Om Achutz
Yang Paling Cool Dan Suka Foto2; Japran Yang Selalu Ceria; Om Phey Tim Danpur;
Teh Ica yang diajak sang kekasih utk mendaki (Fresh Mountainer); Kang Tebe Ketua
Kelompok Yang Disiplin Dan Suka Memanajemen Air; Teh Nia cewe tangguh yang Baik
Hati Dan Tidak Sombong; Saya,Genta Korban Film 5cm. Fresh Mountainer; Dan Bang
Pitik Luntu Dari Kuningan, Tim Puskesmas,Pendaki Senior.
Sebagai pendaki
pemula, saya jelas paling getol untuk bisa mendaki gunung2 yang ada di
Indonesia khusunya. Dari mulai mencari tahu lokasi gunung, teknik mendaki, dan
peralatan yang wajib di bawa saat mendaki. Karena masih newbie banget, banyak
peralatan yang harus dibeli, seperti tas carrier,tenda, sepatu gunung, sandal
gunung, kompor,nesting, matras, senter, dsb.dsb. Tapi karena keterbaatasan
ekonomi saya hanya kebeli tas carrier kapasitas 65L. Yang laennya minjem,minjem
dan nebeng. Hehehe...
Setelah mempersiapkan
segala sesuatunya, dan tidak lupa sebelum berangkat nonton film 5 Cm dulu biarr
seeeuuuuuusssssss gtu. Kami bersembilan berangkat hari Jum’at (25/04/2014) tepat
pukul 15:10 wib dari kosan kang Tebe di daerah Purwakarta. Dari kosan kami
menyewa angkot ke tempat pemberangkatan Bus Primajasa jurusan Bekasi – Garut di
Terminal Ciganea. Pukul 15:40 wib kami sampai di Terminal Ciganea menunggu bus Ke
Garut. Setelah menunggu hampir 1 jam akhirnya bis yang ditunggu-tunggu datang
juga. Kami berangkat dari terminal ke Garut pukul 16:16 wib. Ada kejadian
menarik dari perjalanan kami naik angkot dan bis. Setelah sebelumnya pas naek
angkot di tengah jalan tiba2 ban serep angkot itu jatoh ditengah jalan,
sekarang di jalan Tol Cipularang terjadi tragedi ban bocor. Akhirnya berhenti
sejenak nungguin abangnya ganti ban,setelah itu melanjutkan perjalanan ke
Garut.
Pukul 19:30 akhirnya kami sampai di pombensin guntur, jalur masuk titik
pendakian. Sekitar 20 meter samping pombensin, ada gang yg ada gapuranya menuju
akses ke lokasi. Dari situ kami jalan + 3km menuju rumah pak RT setempat.
Setelah sampai di rumah pak RT, kami bertemu 4 pendaki lain dari Bandung
(timnya pak ustad,gilang dan 2 temannya saya belom sempet kenalan.. :p).
Setelah ngaso sebentar kami akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke
curug citiis untuk ngecamp di sana. Pukul 21:00 kami bersama timnya pak ustad berangkat
dari rumah pak RT ke Curug Citiis. Kata pak RT membutuhkan waktu sekitar 2 jam
untuk menuju ke sana. Curug Citiis sendiri adalah curug yang berada di Kaki
Gunung Guntur. Suka banyak pendaki guntur yg ngecamp di sana. Karena jalur
menuju Curug Citiis tidak keliatan karena gelap, yang ada Cuma tanda panah dan
X yang dibuat warga untuk memandu kita ke Curug Citiis dan Puncak Guntur.
Walaupun begitu, dari awal kita tidak menyadari tanda tersebut dan juga di
tanda panah itu nggak kayak plang yang ada dijalan raya yang menunjukkan arah
curug kemana, arah puncak kemana, nggak jelas. Akhirnya kita mengambil jalan ke
arah puncak langsung,walaupun ditengah jalan sempat mendengar suara air Curug
Citiis tsb. Mendengar cerita2 yang ada di internet mah enak banget, mereka
mulai pendakian dari Curug Citiis yang mana menuju curug itu dengan menaiki/nebeng
truk galian pasir sekitar 1 jam. LAH INI KAMI BENER2 MENDAKI DARI NOL, dari
mulai pinggir jalan tepat start dari gapura nyampe treck ke gunung nya
bussyettttt :D... Karena jam operasi truk galian hanya sampai jam 5 sore saja,
tapi gpp tetep semanggaadddd kawan J... Nggak ketemu ama yg
namanya Curug Citiis, akhirnya kami memutuskan langsung ke puncak. Karena
memang dari awalnya udah lewat jalan yang langsung kepuncak sih. huft,edaaan..
kurang lebih 4 jam kami berjalan dan mendaki melewati padang ilalang menuju
Puncak Guntur. Karena medan yang cukup menanjak dan nggak ada bonusnya, plus di
PHP-in sama Curug Citiis tepat jam 02:00 dinihari kami, (eh pertama sih saya yg
udah ngemis2 untuk berhenti dan ngecamp di tengah jalan karena udah nggak kuat
bro...) Akhirnya kami memutuskan istirahat sampai pagi dan menggelar plesit utk
berteduh dan matras untuk tidur di tengah perjalanan. Sementara timnya Pak Ustad
memutuskan turun lagi mencari Curug Citiis utk menambah persediaan air dan ngecamp di sana.
Matahari pagi, Sabtu(26/05/2014) dan embun yang menetes mengusik
istirahat kami. Setelah + 3 jam istirahat akhrinya kami dihadapkan pada
pagi yang sangat indah di tengah perjalanan (bukan setengah sih, tapi masih
seperempatnya dari Puncak!!!). Tim danpur sudah siap menyiapkan sarapan setelah
semuanya berfoto2 ria. Ada yang joget “keong racun” juga untuk menghibur
disela2 kelelahan kami. Setelah foto2,makan2,joget2, tepat pukul 08:00 wib kami
melanjutkan perjalanan. Perasaan, semaleman kami sudah berjalan cukup jauh,
tapi pas ngeliat ke atas, buseeet... belom ada apa2nya alias masih jauh ke
puncaknya. Puncak yg terlihat juga itu puncak bayangan bukan puncak sebenarnya.
(edannn... puncak bayangannya aja segitu apalagi puncak benerannya...?)
Memang bener, kontur
gunung guntur hanya ditumbuhi vegetasi savanna dan padang ilalang, sehingga
terlihat jelas puncak bayangannya. Sementara dari puncak bayangan ke puncak
satu,dua,dst... kita cukup melewati landaian atau bukit2 yang tidak terlalu
ekstrim. Mungkin disitu bonusnya... (halah...) soalnya dari awal kita selalu
menanjak,menanjak,dan menanjak dengan kemiringan yang tidak bisa diperkirakan
dan diukur dengan busur yang bisa dibeli di toko2 alat tulis. Soalnya nggak
disuruh sih sama dosen matematika untuk mengukur kemiringan itu guntur.
Hari menjelang siang.
Terik matahari begitu menyengat hati yang ingin cepet2 sampai ke puncak. Tapi
apa daya, keterbatasan pengalaman membuat saya dikit2 break!, untungnya temen2 masih mau support dan nungguin saya... (nggak kebayang dah kalo ditinggalin
di tengah jalan..). Tambah panas lagi ketika kami disusul pendaki lain dari
Jakarta yang start dari Curug Citiis sekitar jam 8 pagi. Sedikit bertanya,
sedikit kaget juga sih.. apaan, kalian start dari rumah penduduk menuju Curug
Citiis nebeng truk, terus mendaki kesini dan dapat menyusul kita2. Enak
benerrr... yasudahlah setidaknya kami selangkah lebih awal dan perjuangannya
lebih berkesan karena kami mendaki memang bener2 dari nol. Tidak lama kemudian
kami disusul lagi oleh timnya pak ustad dari Bandung. Aku rapopo kok, kami kan
tim Horeeeeeee... nggak mengejar Puncak semata, tetapi kapanpun sampainya tetep
horeeeeee...
Akhirnya tepat jam
12:00 Puncak yang di idam2kan sampai juga. Kami sampai di Puncak pertama.
Aseeekkk.. tinggal ke puncak kedua yang ada titik GPS nya. Cuaca di Puncak
pertama mendung dan sesekali turun hujan. Kami beristirahat dan menggelar tenda
dan plesit untuk berteduh dari hujan. Ada pendaki lain ikut berteduh yaitu dari
tim pecel lele (pendaki cepat lelah, kang dika, kang rangga, mas juanda, dan
bang Marco) mahasiswa perhotelan yg ada Bandung. Pukul 13:30 kami dan tim pecel
lele melanjutkan perjalanan menuju Puncak 2, dikarenakan cuaca di puncak 1
sepertinya makin buruk dan berkabut. Walaupun tidak terlalu ekstrim jalurnya
tetep aja bikin capek, (informasi kepada pendaki pemula, walaupun kalian sering
olahraga atau latihan fisik lainnya, tetep aja yang namanya mendaki gunung itu
tidak sama dengan kita lari2 kecil mengelilingi komplek rumah). Sampai2 ada
yang nangis tuh diperjalanan puncak 1 ke puncak 2 karena saking capek,bete,dan
melelahkan. Sungguh ter-la-lu deh pokoknya.
Pukul 16:00 wib akhirnya kami sampai di puncak 2 Gunung Guntur 2249
MDPL. Di sana kami mendirikan tenda dan yang lain ada yang menghangatkan tubuh
di galian kecil yang mengeluarkan uap panas. Maklum, Kami berdiri di Gunung
aktif yg sedang tidur, tetep aja gunung yg tertidur ini masih bernafas
mengeluarkan uap panas walaupun tidak semua daratannya mengeluarkan uap panas
tsb. Setelah tenda didirikan kami memutuskan untuk ngopi bareng dan foto2.
Eh,bebas sih yg penting kan tenda udah berdiri untuk berteduh, kalian mau
ngopi, foto2, turun lagi ke bawah juga terserah, tapi tetep setelah itu kita
melaksanakan kewajiban shalat ashar di qoshor dgn zuhur. Alhamdulillah... Puji
syukur kehadiratmu ya Allah yang telah menciptakan segala sesuatunya begitu
indah dan Engkau memberikan kesempatan bagi kami untuk berdiri di atas puncak 2
Gunung Guntur. Subhanallah... nah ini dia pemandangan dari puncak 2 gunung
guntur... ane sholat dulu, biarkan foto yang berbicara, selamat menikmati...
Hari mulai malam,
setelah shalat maghrib cuaca di puncak 2 hujan lebat. Kita semua berada di
tenda masing2 untuk istirahat. Setelah hujan reda kang tebe, kang dika dan tim
pak ustad mengadakan perjalanan ke puncak 5 atau puncak aspal, tuh badan atau
robot......??? gua aja kaki masih pegel2 bekas dari bawah, kang tebe sm yg
lainya malah mau naik lg,, turr.. turr... titip doaa aja deh, gak kuku kalo
harus ikut, mana cuaca nya dingin gini, enaknya narik sleping bag....
hahahaha.. salam yee kang buat puncak 5... Sementara yang lainnya duduk manis
sambil ngopi bareng melihat pemandangan kota Garut dari ketinggian 2249 mdpl. Gw
pun akhirnya ikut nongkrong dah.... Subhanallah,,, jika dipikir2 kita manusia
sangat kecil sekali dibandingkan gunung dan bumi yang diciptakan-Nya.. tetapi
terkadang kesombongan kita melebihi itu semua. Duh Gusti, Ampunilah dosa – dosa
hambamu ini yang besarnya melebihi gunung atau seluas bumi ini.... dan malampun
semakin larut, kami semua beristirahat sampai pagi.
Pukul 04:00 pagi di
Guntur. Suasana masih sunyi senyap. Hanya hembusan angin semilir ditemani api
unggun yang baru saja dibuat oleh kang tebe. Kang tebe udah bangun jam segitu,
sambil terika teriak nasi uduk nasi uduk kaya gtu.... apaan sih berisik woy
ganggu orang tidur, lah iya klo bener ada tukang nasi uduk,, hancurr sudah semua
perjuangan saya.. cxcxcxcxcxc.. jgn sampe y guntur kaya gunung gede yg notabene
kata orang bnyak tukang dagang.. tuurrr turr.... saya juga akhirnya kebangun
dan sambil nungguin adzan subuh berkumandang masuk jam shalatnya, sementara
yang lain masih pada belom nongol dari tenda. Tak lama kemudian adzan subuh di
atas Guntur terdengar dari arah masjid2 yang berada dibawah kaki gunung guntur.
Adzan subuh yang benar2 menggemparkan alam yang sunyi sebagai seruan kepada
umat muslim untuk beribadah kepada Allah swt. Saat itu Cuma saya dan kang tebe
yang sudah keluar tenda. Dan saya memutuskan shalat subuh terlebih dahulu.
Setelah shalat subuh mulai banyak pendaki yang nongol dari tenda, termasuk
pendaki2 yang ngecamp di puncak 1 mereka pada naik ke puncak 2 untuk melihat sunrise.
Lagi nungguin sunrise
ada kejadian nggak enak. Agak kaget juga sih, dan saya orangnya memang pelupa.
Setelah shalat subuh saya lupa menaruh hape BB saya atau kemungkinan jatuh pada
saat setelah shalat karena masih gelap banget jadi pengawasan menjadi kurang.
Ditambah lagi mulai banyak pendaki yang berada di puncak 2 ditempat kita
ngecamp. Mulai dah kelabakan nyariin hape, dan temen2 ikut membantu mencarinya.
Sudah dicoba misscall pertama di reject, dan pada saat misscall selanjutnya dinonaktifkan. Wah
udah, itumah udah ada yang nemu. Akhirnya saya mengikhlaskan hape BB kesayangan
pada tangan jahil yang tidak bertanggungjawab. kalo nggak niat ngambil mah bisa
keless pas dimiscall diangkat hapenya dan dikembalikan lagi ke saya. Tapi
apadaya, tak semua pendaki itu mempunyai jiwa Adventure, jiwa sosial yang
tinggi.
Setelah puas melihat sunrise dan foto2, kini waktunya untuk
menyiapkan makan pagi abis itu sarapan, kemudian beres2 dan bersiap untuk turun
Guntur. Karena penasaran kami memutuskan untuk mampir sebentar ke Curug Citiis
pada saat turun gunung nanti. Jam 09:30 wib kami mulai perjalanan untuk turun. Kami
sempat membersihkan sampah yang ada di puncak 2 dan puncak 1. Inilah salahsatu
bentuk aksi kami untuk benar2 mencintai alam. Untuk para pendaki yang lain juga
dimohon, ini mohoooon banget kalo abis mendaki gunung itu jangan meninggalkan apa2(termasuk
sampah dan hp BB) kecuali jejak. Saya pribadi prihatin ketika kita mendaki
gunung dengan membawa nama pencinta alam (PA) tetapi kita sendiri malah nyampah
di gunung. Itumah bukan PA = pecinta alam, tapi PE’A beneran (PEA=gobl*k). Nah
setelah beres2 sampah walaupun nggak kebawa semuanya, kalo semuanya dikumpulin
mah bisa2 10 truk, kami mulai turun puncak menuju curug. Kalo naek itu
nanjaknya eneg banget, giliran turun enak banget serodotan di jalur bekas
aliran air yang ada pasir dan kerikilnya. Perosotan TK atau di waterboom masih
kalah enak ama perosotannya Guntur. Mantap bingits dah pokoknya. Ajib...om
ajib...
Pukul 13:30 kami sampai di Curug Citiis dan langsung mandi di sana.
Aliran air begitu dingin dan deras dan Menghilangkan capek selama perjalanan. Setelah
mandi kami menuju rumah pak RT dan tukang baso setempat. Sembari istirahat kami
mewujudkan impian lain yang tidak ada saat diatas gunung seperti minum es
campur, makan baso dan jajan cemilan. Hehehe, maklum diatas Guntur belom ada
yang jualan, mungkin ini bisa menjadi peluang bisnis yang begitu bagus,
hehehehe... setelah cukup beristirahat kamipun masih harus melakukan perjalanan
menuju rumah dengan naik Bus Primajasa jurusan Garut – Bekasi dan turun di
Ciganea Purwakarta. pukul 16:30 kami semua pamit dan berpisah dengan tim dari
Bandung dan yang lainnya. Sesaat sebelum naik bus, pandanganku melihat ke
Guntur dan masih ingin berada di atas sana sepertinya. Mungkin suatu saat saya
akan berdiri di atas sana lagi. Goodbye Guntur, we are comeback Purwakarta.
terimakasih sudah membaca artikel sampai selesai. Sampai jumpa dipendakian
selanjutnya. SALAM LESTASRI....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar