Sabtu, 31 Mei 2014

pendakian kedua 2249 MDPL Guntur.... Guntur... ngono toh...

            Setelah saya melakukan pendakian perdana saya ke gunung Bongkok (1700 MDPL), sekarang saya akan menceritakan pendakian kedua bersama temen – temen Happy Adventure Community (HACP) ke Gunung Guntur (2249 MDPL). 
Gunung Guntur berada di Desa Sirnajaya, Kecamatan Tarogong, Kab. Garut Jawa Barat. status Gunung berada dalam keadaan “aktif tertidur”. Gunung Guntur atau biasa masyarakat setempat menyebutnya Gunung Ageung atau Gunung Gede adalah suatu gunung yang terdiri dari beberapa (5) puncak. Puncak pertama itulah Gunung Guntur yang pernah meletus. Sedangkan setiap puncak memiliki ketinggian yang berbeda – beda. Puncak terfavorit yang biasa buat ngecamp adalah puncak kedua (2249 MDPL) yang ada titik GPS nya. Puncak yang tertinggi berada di puncak kelima (2400 MDPL) yang biasa disebut puncak aspal. Katanya sih disana ada bekas aspal yang entah itu dibuat manusia untuk landing helicopter atau memang terjadi karena faktor alam. Wallahu ‘alam.


Setelah searching2 mengenai Gunung Guntur dari berbagai sumber, akhirnya kami dari HACP tertarik untuk mengadakan pendakian ke sana. Kami berangkat tanggal 25 April 2014 dengan personel 7 pria dan 2 wanita. Abah Onje Anggota Paling Senior Di HACP; Om Achutz Yang Paling Cool Dan Suka Foto2; Japran Yang Selalu Ceria; Om Phey Tim Danpur; Teh Ica yang diajak sang kekasih utk mendaki (Fresh Mountainer); Kang Tebe Ketua Kelompok Yang Disiplin Dan Suka Memanajemen Air; Teh Nia cewe tangguh yang Baik Hati Dan Tidak Sombong; Saya,Genta Korban Film 5cm. Fresh Mountainer; Dan Bang Pitik Luntu Dari Kuningan, Tim Puskesmas,Pendaki Senior.
Sebagai pendaki pemula, saya jelas paling getol untuk bisa mendaki gunung2 yang ada di Indonesia khusunya. Dari mulai mencari tahu lokasi gunung, teknik mendaki, dan peralatan yang wajib di bawa saat mendaki. Karena masih newbie banget, banyak peralatan yang harus dibeli, seperti tas carrier,tenda, sepatu gunung, sandal gunung, kompor,nesting, matras, senter, dsb.dsb. Tapi karena keterbaatasan ekonomi saya hanya kebeli tas carrier kapasitas 65L. Yang laennya minjem,minjem dan nebeng. Hehehe...
Setelah mempersiapkan segala sesuatunya, dan tidak lupa sebelum berangkat nonton film 5 Cm dulu biarr seeeuuuuuusssssss gtu. Kami bersembilan berangkat hari Jum’at (25/04/2014) tepat pukul 15:10 wib dari kosan kang Tebe di daerah Purwakarta. Dari kosan kami menyewa angkot ke tempat pemberangkatan Bus Primajasa jurusan Bekasi – Garut di Terminal Ciganea. Pukul 15:40 wib kami sampai di Terminal Ciganea menunggu bus Ke Garut. Setelah menunggu hampir 1 jam akhirnya bis yang ditunggu-tunggu datang juga. Kami berangkat dari terminal ke Garut pukul 16:16 wib. Ada kejadian menarik dari perjalanan kami naik angkot dan bis. Setelah sebelumnya pas naek angkot di tengah jalan tiba2 ban serep angkot itu jatoh ditengah jalan, sekarang di jalan Tol Cipularang terjadi tragedi ban bocor. Akhirnya berhenti sejenak nungguin abangnya ganti ban,setelah itu melanjutkan perjalanan ke Garut.


Pukul 19:30 akhirnya kami sampai di pombensin guntur, jalur masuk titik pendakian. Sekitar 20 meter samping pombensin, ada gang yg ada gapuranya menuju akses ke lokasi. Dari situ kami jalan + 3km menuju rumah pak RT setempat. Setelah sampai di rumah pak RT, kami bertemu 4 pendaki lain dari Bandung (timnya pak ustad,gilang dan 2 temannya saya belom sempet kenalan.. :p). Setelah ngaso sebentar kami akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke curug citiis untuk ngecamp di sana. Pukul 21:00 kami bersama timnya pak ustad berangkat dari rumah pak RT ke Curug Citiis. Kata pak RT membutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk menuju ke sana. Curug Citiis sendiri adalah curug yang berada di Kaki Gunung Guntur. Suka banyak pendaki guntur yg ngecamp di sana. Karena jalur menuju Curug Citiis tidak keliatan karena gelap, yang ada Cuma tanda panah dan X yang dibuat warga untuk memandu kita ke Curug Citiis dan Puncak Guntur. Walaupun begitu, dari awal kita tidak menyadari tanda tersebut dan juga di tanda panah itu nggak kayak plang yang ada dijalan raya yang menunjukkan arah curug kemana, arah puncak kemana, nggak jelas. Akhirnya kita mengambil jalan ke arah puncak langsung,walaupun ditengah jalan sempat mendengar suara air Curug Citiis tsb. Mendengar cerita2 yang ada di internet mah enak banget, mereka mulai pendakian dari Curug Citiis yang mana menuju curug itu dengan menaiki/nebeng truk galian pasir sekitar 1 jam. LAH INI KAMI BENER2 MENDAKI DARI NOL, dari mulai pinggir jalan tepat start dari gapura nyampe treck ke gunung nya bussyettttt :D... Karena jam operasi truk galian hanya sampai jam 5 sore saja, tapi gpp tetep semanggaadddd kawan J... Nggak ketemu ama yg namanya Curug Citiis, akhirnya kami memutuskan langsung ke puncak. Karena memang dari awalnya udah lewat jalan yang langsung kepuncak sih. huft,edaaan.. kurang lebih 4 jam kami berjalan dan mendaki melewati padang ilalang menuju Puncak Guntur. Karena medan yang cukup menanjak dan nggak ada bonusnya, plus di PHP-in sama Curug Citiis tepat jam 02:00 dinihari kami, (eh pertama sih saya yg udah ngemis2 untuk berhenti dan ngecamp di tengah jalan karena udah nggak kuat bro...) Akhirnya kami memutuskan istirahat sampai pagi dan menggelar plesit utk berteduh dan matras untuk tidur di tengah perjalanan. Sementara timnya Pak Ustad memutuskan turun lagi mencari Curug Citiis utk menambah persediaan air dan ngecamp di sana.
Matahari pagi, Sabtu(26/05/2014) dan embun yang menetes mengusik istirahat kami. Setelah + 3 jam istirahat akhrinya kami dihadapkan pada pagi yang sangat indah di tengah perjalanan (bukan setengah sih, tapi masih seperempatnya dari Puncak!!!). Tim danpur sudah siap menyiapkan sarapan setelah semuanya berfoto2 ria. Ada yang joget “keong racun” juga untuk menghibur disela2 kelelahan kami. Setelah foto2,makan2,joget2, tepat pukul 08:00 wib kami melanjutkan perjalanan. Perasaan, semaleman kami sudah berjalan cukup jauh, tapi pas ngeliat ke atas, buseeet... belom ada apa2nya alias masih jauh ke puncaknya. Puncak yg terlihat juga itu puncak bayangan bukan puncak sebenarnya. (edannn... puncak bayangannya aja segitu apalagi puncak benerannya...?) 


Memang bener, kontur gunung guntur hanya ditumbuhi vegetasi savanna dan padang ilalang, sehingga terlihat jelas puncak bayangannya. Sementara dari puncak bayangan ke puncak satu,dua,dst... kita cukup melewati landaian atau bukit2 yang tidak terlalu ekstrim. Mungkin disitu bonusnya... (halah...) soalnya dari awal kita selalu menanjak,menanjak,dan menanjak dengan kemiringan yang tidak bisa diperkirakan dan diukur dengan busur yang bisa dibeli di toko2 alat tulis. Soalnya nggak disuruh sih sama dosen matematika untuk mengukur kemiringan itu guntur. 
Hari menjelang siang. Terik matahari begitu menyengat hati yang ingin cepet2 sampai ke puncak. Tapi apa daya, keterbatasan pengalaman membuat saya dikit2 break!, untungnya temen2 masih mau support dan nungguin saya... (nggak kebayang dah kalo ditinggalin di tengah jalan..). Tambah panas lagi ketika kami disusul pendaki lain dari Jakarta yang start dari Curug Citiis sekitar jam 8 pagi. Sedikit bertanya, sedikit kaget juga sih.. apaan, kalian start dari rumah penduduk menuju Curug Citiis nebeng truk, terus mendaki kesini dan dapat menyusul kita2. Enak benerrr... yasudahlah setidaknya kami selangkah lebih awal dan perjuangannya lebih berkesan karena kami mendaki memang bener2 dari nol. Tidak lama kemudian kami disusul lagi oleh timnya pak ustad dari Bandung. Aku rapopo kok, kami kan tim Horeeeeeee... nggak mengejar Puncak semata, tetapi kapanpun sampainya tetep horeeeeee...
Akhirnya tepat jam 12:00 Puncak yang di idam2kan sampai juga. Kami sampai di Puncak pertama. Aseeekkk.. tinggal ke puncak kedua yang ada titik GPS nya. Cuaca di Puncak pertama mendung dan sesekali turun hujan. Kami beristirahat dan menggelar tenda dan plesit untuk berteduh dari hujan. Ada pendaki lain ikut berteduh yaitu dari tim pecel lele (pendaki cepat lelah, kang dika, kang rangga, mas juanda, dan bang Marco) mahasiswa perhotelan yg ada Bandung. Pukul 13:30 kami dan tim pecel lele melanjutkan perjalanan menuju Puncak 2, dikarenakan cuaca di puncak 1 sepertinya makin buruk dan berkabut. Walaupun tidak terlalu ekstrim jalurnya tetep aja bikin capek, (informasi kepada pendaki pemula, walaupun kalian sering olahraga atau latihan fisik lainnya, tetep aja yang namanya mendaki gunung itu tidak sama dengan kita lari2 kecil mengelilingi komplek rumah). Sampai2 ada yang nangis tuh diperjalanan puncak 1 ke puncak 2 karena saking capek,bete,dan melelahkan. Sungguh ter-la-lu deh pokoknya.
Pukul 16:00 wib akhirnya kami sampai di puncak 2 Gunung Guntur 2249 MDPL. Di sana kami mendirikan tenda dan yang lain ada yang menghangatkan tubuh di galian kecil yang mengeluarkan uap panas. Maklum, Kami berdiri di Gunung aktif yg sedang tidur, tetep aja gunung yg tertidur ini masih bernafas mengeluarkan uap panas walaupun tidak semua daratannya mengeluarkan uap panas tsb. Setelah tenda didirikan kami memutuskan untuk ngopi bareng dan foto2. Eh,bebas sih yg penting kan tenda udah berdiri untuk berteduh, kalian mau ngopi, foto2, turun lagi ke bawah juga terserah, tapi tetep setelah itu kita melaksanakan kewajiban shalat ashar di qoshor dgn zuhur. Alhamdulillah... Puji syukur kehadiratmu ya Allah yang telah menciptakan segala sesuatunya begitu indah dan Engkau memberikan kesempatan bagi kami untuk berdiri di atas puncak 2 Gunung Guntur. Subhanallah... nah ini dia pemandangan dari puncak 2 gunung guntur... ane sholat dulu, biarkan foto yang berbicara, selamat menikmati...



Hari mulai malam, setelah shalat maghrib cuaca di puncak 2 hujan lebat. Kita semua berada di tenda masing2 untuk istirahat. Setelah hujan reda kang tebe, kang dika dan tim pak ustad mengadakan perjalanan ke puncak 5 atau puncak aspal, tuh badan atau robot......??? gua aja kaki masih pegel2 bekas dari bawah, kang tebe sm yg lainya malah mau naik lg,, turr.. turr... titip doaa aja deh, gak kuku kalo harus ikut, mana cuaca nya dingin gini, enaknya narik sleping bag.... hahahaha.. salam yee kang buat puncak 5... Sementara yang lainnya duduk manis sambil ngopi bareng melihat pemandangan kota Garut dari ketinggian 2249 mdpl. Gw pun akhirnya ikut nongkrong dah.... Subhanallah,,, jika dipikir2 kita manusia sangat kecil sekali dibandingkan gunung dan bumi yang diciptakan-Nya.. tetapi terkadang kesombongan kita melebihi itu semua. Duh Gusti, Ampunilah dosa – dosa hambamu ini yang besarnya melebihi gunung atau seluas bumi ini.... dan malampun semakin larut, kami semua beristirahat sampai pagi.
Pukul 04:00 pagi di Guntur. Suasana masih sunyi senyap. Hanya hembusan angin semilir ditemani api unggun yang baru saja dibuat oleh kang tebe. Kang tebe udah bangun jam segitu, sambil terika teriak nasi uduk nasi uduk kaya gtu.... apaan sih berisik woy ganggu orang tidur, lah iya klo bener ada tukang nasi uduk,, hancurr sudah semua perjuangan saya.. cxcxcxcxcxc.. jgn sampe y guntur kaya gunung gede yg notabene kata orang bnyak tukang dagang.. tuurrr turr.... saya juga akhirnya kebangun dan sambil nungguin adzan subuh berkumandang masuk jam shalatnya, sementara yang lain masih pada belom nongol dari tenda. Tak lama kemudian adzan subuh di atas Guntur terdengar dari arah masjid2 yang berada dibawah kaki gunung guntur. Adzan subuh yang benar2 menggemparkan alam yang sunyi sebagai seruan kepada umat muslim untuk beribadah kepada Allah swt. Saat itu Cuma saya dan kang tebe yang sudah keluar tenda. Dan saya memutuskan shalat subuh terlebih dahulu. Setelah shalat subuh mulai banyak pendaki yang nongol dari tenda, termasuk pendaki2 yang ngecamp di puncak 1 mereka pada naik ke puncak 2 untuk melihat sunrise.
Lagi nungguin sunrise ada kejadian nggak enak. Agak kaget juga sih, dan saya orangnya memang pelupa. Setelah shalat subuh saya lupa menaruh hape BB saya atau kemungkinan jatuh pada saat setelah shalat karena masih gelap banget jadi pengawasan menjadi kurang. Ditambah lagi mulai banyak pendaki yang berada di puncak 2 ditempat kita ngecamp. Mulai dah kelabakan nyariin hape, dan temen2 ikut membantu mencarinya. Sudah dicoba misscall pertama di reject, dan pada saat misscall selanjutnya dinonaktifkan. Wah udah, itumah udah ada yang nemu. Akhirnya saya mengikhlaskan hape BB kesayangan pada tangan jahil yang tidak bertanggungjawab. kalo nggak niat ngambil mah bisa keless pas dimiscall diangkat hapenya dan dikembalikan lagi ke saya. Tapi apadaya, tak semua pendaki itu mempunyai jiwa Adventure, jiwa sosial yang tinggi.


Setelah puas melihat sunrise dan foto2, kini waktunya untuk menyiapkan makan pagi abis itu sarapan, kemudian beres2 dan bersiap untuk turun Guntur. Karena penasaran kami memutuskan untuk mampir sebentar ke Curug Citiis pada saat turun gunung nanti. Jam 09:30 wib kami mulai perjalanan untuk turun. Kami sempat membersihkan sampah yang ada di puncak 2 dan puncak 1. Inilah salahsatu bentuk aksi kami untuk benar2 mencintai alam. Untuk para pendaki yang lain juga dimohon, ini mohoooon banget kalo abis mendaki gunung itu jangan meninggalkan apa2(termasuk sampah dan hp BB) kecuali jejak. Saya pribadi prihatin ketika kita mendaki gunung dengan membawa nama pencinta alam (PA) tetapi kita sendiri malah nyampah di gunung. Itumah bukan PA = pecinta alam, tapi PE’A beneran (PEA=gobl*k). Nah setelah beres2 sampah walaupun nggak kebawa semuanya, kalo semuanya dikumpulin mah bisa2 10 truk, kami mulai turun puncak menuju curug. Kalo naek itu nanjaknya eneg banget, giliran turun enak banget serodotan di jalur bekas aliran air yang ada pasir dan kerikilnya. Perosotan TK atau di waterboom masih kalah enak ama perosotannya Guntur. Mantap bingits dah pokoknya. Ajib...om ajib...










                         Pukul 13:30 kami sampai di Curug Citiis dan langsung mandi di sana. Aliran air begitu dingin dan deras dan  Menghilangkan capek selama perjalanan. Setelah mandi kami menuju rumah pak RT dan tukang baso setempat. Sembari istirahat kami mewujudkan impian lain yang tidak ada saat diatas gunung seperti minum es campur, makan baso dan jajan cemilan. Hehehe, maklum diatas Guntur belom ada yang jualan, mungkin ini bisa menjadi peluang bisnis yang begitu bagus, hehehehe... setelah cukup beristirahat kamipun masih harus melakukan perjalanan menuju rumah dengan naik Bus Primajasa jurusan Garut – Bekasi dan turun di Ciganea Purwakarta. pukul 16:30 kami semua pamit dan berpisah dengan tim dari Bandung dan yang lainnya. Sesaat sebelum naik bus, pandanganku melihat ke Guntur dan masih ingin berada di atas sana sepertinya. Mungkin suatu saat saya akan berdiri di atas sana lagi. Goodbye Guntur, we are comeback Purwakarta. terimakasih sudah membaca artikel sampai selesai. Sampai jumpa dipendakian selanjutnya. SALAM LESTASRI....




Tidak ada komentar:

Posting Komentar